Salah satu strategi dalam berinvestasi yang perlu diketahui oleh investor adalah alokasi aset. Apakah yang dimaksud dengan alokasi aset tersebut? Simak ulasannya di artikel berikut.
Asset allocation merupakan strategi investasi yang memiliki tujuan dalam rangka menyeimbangkan risiko dan imbal hasil. Yaitu dengan cara membagi aset portofolio investasi sesuai dengan tujuan investor, toleransi risiko, dan horizon investasi.
Ada tiga kelas aset yang paling utama, yaitu ekuitas, pendapatan tetap, uang tunai dan ekuivalennya. Setiap kelas memiliki tingkat risiko dan imbal hasil yang berbeda-beda sehingga masing-masing akan berkembang secara berbeda dari waktu ke waktu.
Sebenarnya, tidak ada rumus sederhana yang bisa menemukan asset allocation yang tepat bagi setiap individu / investor. Akan tetapi, konsensus diantara sebagian besar profesional keuangan menyebutkan bahwa alokasi aset merupakan salah satu keputusan penting yang dilakukan oleh investor.
Dapat dikatakan bahwa pemilihan sekuritas individu adalah alternatif lanjutan tentang cara aset dialokasikan di saham, obligasi, uang tunai, dll, yang merupakan penentu utama untuk hasil investasi.
Seorang investor dapat menggunakan strategi alokasi aset yang berbeda untuk tujuan keuangan yang berbeda pula. Sebagai contoh, seseorang yang menabung untuk keinginan membeli mobil baru di tahun depan, mungkin menginvestasikan dana tabungan mobilnya di sertifikat deposito, campuran uang tunai, dan obligasi jangka pendek.
Contoh lain, tabungan yang ditujukan untuk pensiun dengan masa puluhan tahun, biasanya mengalokasikan sebagian besar investasinya di rekening pensiunan pada saham. Ini dilakukan karena dapat memiliki banyak waktu untuk keluar dari fluktuasi jangka pendek pasar saham.
Toleransi risiko juga memegang peranan penting dalam alokasi aset investasi. Bagi seseorang yang tidak nyaman berinvestasi di saham, dapat menempatkan dananya pada alokasi yang lebih konservatif walaupun memiliki jangka waktu yang panjang.
Secara umum, berinvestasi di saham sebaiknya dipegang / ditahan untuk periode lima tahun atau lebih lama. Rekening kas dan pasar uang disesuaikan dengan tujuan keuangan yang kurang dari satu tahun. Obligasi menempati waktu diantara keduanya.
Penasihat keuangan biasanya merekomendasikan untuk mengurangi usia investor dari 100 dalam menentukan seberapa banyak yang harus diinvestasikan di saham. Sebagai contoh, usia 40 tahun menjadi 60% yang perlu diinvestasikan di saham.
Ada variasi rekomendasi yaitu dengan mengurangi usia dari 110 atau 120 karena harapan hidup rata-rata terus bertambah. Saat seseorang mendekati usia pensiun, portofolio aset sebaiknya dipindahkan ke asset allocation
yang lebih konservatif dalam rangka melindungi aset yang telah terakumulasi sebelumnya.Alokasi aset reksadana juga memfasilitasi investor dengan struktur portofolio yang melibatkan usia investor, minat risiko, dan tujuan investasi dalam pembagian kelas aset yang tepat. Akan tetapi, ada kelemahan dengan menggunakan aset ini karena menstandarkan alokasi portofolio karena sebenarnya setiap investor memerlukan solusi yang berbeda-beda.
Bagaimana menyusun anggaran keuangan keluarga? Ini salah satu pertanyaan yang dicari dan terkadang tidak semua…
Ada hal terpenting yang bisa dilakukan untuk mengelola uang, yaitu dengan membuat anggaran keuangan pribadi.…
Agar menjadi investor / trader saham sukses, Anda harus mengerahkan upaya maksimal untuk mencapainya. Investor…
Tak banyak yang mengetahui tentang rahasia kebebasan finansial. Banyak orang beranggapan bahwa bebas secara finansial…
Apabila Anda ingin mengontrol pengeluaran dan mencapai tujuan finansial Anda, maka dibutuhkan anggaran keuangan. Bagaimana…
Ingin menjadi pengusaha sukses? Bisa jadi ini idaman bagi sebagian orang yang bercita-cita menjadi wirausaha.…