Kapitalisme telah hadir di Indonesia sejak lama, dan kini MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) sudah berjalan. Jika Rasulullah saat ini masih ada, apa strategi bisnis yang akan beliau jalankan saat ini?
Pertanyaan mendasar yang jelas lama dirindukan jawabannya oleh banyak umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia. Strategi bisnis yang harus dilakukan oleh umat Islam agar tak menjadi inferior dengan ilmu ekonomi yang telah dimiliki.
Tentu, setiap hari, kita mendengar dan melihat, pedagang-pedagang kecil kita di pasar-pasar menjerit, karena dagangan mereka yang dijadikan tumpuan hidup keluarga tidak juga laku.
Setiap hari, kita mendengar dan melihat, warung dan toko kecil mati bergelimpangan, karena tak ada yang mau membeli lagi di toko mereka.
Setiap hari, kita mendengar dan melihat, pengrajin dan produsen kecil meratap karena tak bisa lagi memproduksi, sebab tak ada lagi yang membeli produk mereka.
Didalam kondisi yang sulit didalam usaha, maka akhirnya rakyat Indonesia pun berbondong-bondong menjadi buruh. Karena usaha mereka yang mati. Usaha orang tua mereka yang sudah tutup. Sawah-sawah mereka yang sudah terjual.
Tapi, menjadi buruh juga tidak gampang. Setiap bulan dihantui PHK dan pemecatan. Bagi yang kontrak, ketakutan tidak diperpanjang.
Belum selesai, BBM, listrik, gas, dan aneka kebutuhan sehari-hari meroket tinggi. Seolah tidak peduli dengan keadaan rakyat yang sekarat.
Dan sekarang, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), yang memungkinkan semua negara ASEAN bisa saling bertukar tenaga kerja, produk, dan sebagainya.
MEA kembali menjadi ancaman bagi pengusaha dan sekaligus buruh, karena pangsa pasar yang sangat potensial di Indonesia, maka berbondong-bondonglah perusahaan dari luar negeri yang memiliki kapital tinggi untuk bercokol di bumi Indonesia.
Dan ini tentu menjadi ancaman tersendiri bagi para pengusaha kecil kita.
Bukan hanya pengusaha, sekarang ini Indonesia juga diserbu gelombang buruh dari China, yang tentunya akan mengurangi kebutuhan tenaga kerja dari Indonesia sendiri.
Indonesia, tidak boleh memproduksi, Indonesia tidak boleh menjual, Indonesia tidak boleh bekerja, INDONESIA HANYA DISURUH MEMBELI!
Bayangkan, dengan 230 juta lebih rakyat Indonesia, kita 46X lebih besar dari Singapura. Tapi, kenyataanya sungguh pahit. Singapura yang sekecil itu, dari seluruh dunia yang menanamkan modal di Indonesia, Singapura adalah investor terbesar didunia untuk Indonesia!
Indonesia sedang DARURAT EKONOMI!
Indikator Indonesia semakin makmur dan sejahtera karena sekarang banyak orang yang memiliki motor dan mobil yang mewah, bahkan tidak hanya 1 setiap keluarga adalah sebuah pembodohan.
Itu justru BUKTI INDONESIA DIJADIKAN PASAR!
Lihat, ada belasan juta motor baru terjual tiap tahun, mana yang buatan anak Indonesia????
Lihat, ada jutaan mobil baru terjual setiap tahun, mana yang bikinan Indonesia?
Jangan bodoh! Itu bukan indikator kemakmuran, tapi Indikator bahwa budaya konsumtif dan hedonisme sudah berhasil ditanamkan hampir disetiap otak anak bangsa Indonesia.
Kalau anda bilang, mereka mampu beli, itu bukti mereka makmur.
Mereka bukan makmur, tapi mereka BUDAK PERUSAHAAN LEASING yang sekali lagi KAPITALIS dan Asing!
Bayangkan, seandainya pemerintah mengatur, bahwa BELI MOBIL WAJIB CASH, berapa orang di Indonesia yang mampu membelli mobil setiap tahun? Berapa orang yang mampu membeli motor setiap tahun?
Lihat, ini bukan bukti sejahtera dan makmur, justru sekali lagi, ini adalah bukti kita sedang diperbudak oleh Finance-finance kapitalis asing!
=================================================
Seandainya ada Rosululloh, Apa yang akan dilakukan oleh beliau?
Bersambung ke artikel Strategi Bisnis Rasulullah Part 2
==================================================
Saya undang anda untuk bergabung bersama gerakan kami BELI INDONESIA, BELA INDONESIA!
https://www.facebook.com/groups/958552840865700/
Silakan KLIK GABUNG, dan dapatkan informasi perjuangan, strategi bisnis, pergerakan, untuk menyelamatkan ekonomi rakyat Indonesia.
Sumber Tulisan: