Rasio Aset Operasional (Operating Asset Ratio)

0 3,611

Dalam sebuah pengelolaan perusahaan, dibutuhkan kecermatan dalam melakukan perhitungan aset. Salah satunya, perhitungan rasio aset operasional (operating asset ratio). Bagaimana rumus perhitungannya dan cara menerapkannya dalam bisnis perusahaan? Cek disini untuk detailnya.

Operating asset ratio atau disebut sebagai rasio aset operasional menganalisis persentase dari aset suatu perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan (revenue).

Bagaimana menghitung operating asset ratio (rasio aset operasional) ini?

Operating asset ratio = aset operasional / aset total

Contoh. Suatu perusahaan melaporakan informasi berikut ini untuk tahun 19X1 dan 19X2:

Aset operasional:
19X1 = $100.000
19X2 = $200.000

Aset total:
19X1 = $500.000
19X2 = $600.000

Rasio yang relevan adalah:

Aset operasional terhadap aset total:
19X1 = 20%
19X2 = 33,3%

Analisis di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam aset produktif selama tahun yang bersangkutan, yang akan menghasilkan perbaikan dalam kegiatan operasi dan peningkatan kapasitas produksi sehingga pendapatan pun meningkat.

Siapa yang menggunakan operating asset ratio (rasio aset operasional) dan bagaimana menggunakannya?

Pihak manajemen. Rasio aset operasional mengisolasi aset-aset yang secara aktif digunakan dalam operasi berjalan. Aset operasional tidak memasukkan aset berorientasi masa lalu (past-oriented asset) maupun aset berorientasi masa mendatang (future-oriented asset).

Past-oriented asset muncul disebabkan oleh kesalahan yang sebelumnya, inefisiensi atau kerugian akibat faktor persaingan atau perubahan dalam rencana bisnis (business plan).

Past-oriented asset misalnya, barang kadaluarsa, pabrik yang menganggur, piutang dalam perkara pengadilan, piutang tak tertagih, dan nonperforming loan (tidak memperoleh bunga), sebelumnya belum pernah dicatat dalam akun apapun.

Future-oriented asset (aset berorientasi masa mendatang), seperti tanah yang tidak dijual untuk tujuan spekulasi dan pabrik yang sedang dibangun, diperoleh pertumbuhan perusahaan atau untuk menghasilkan penjualan di masa mendatang.

Non-operating asset menurunkan laba dan pengembalian dari investasi (return on investment, ROI), karena tidak memberikan keuntungan pada operasi saat ini, yaitu tidak menghasilkan penjualan maupun menurunkan biaya.

Non-operating asset (aset non operasional) adalah “drain” (kebocoran) bagi perusahaan dan mungkin membutuhkan pembiayaan.

Referensi tambahan mengenai rasio aset operasional, bisa dicek disini.

Loading...
Tinggalkan komentar