Salah satu strategi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar adalah Co-Branding. Apa itu Co-Branding? Berikut penjelasannya.
Co-branding merupakan strategi pemasaran yang menggunakan banyak nama merek sebagai barang atau jasa yang merupakan bagian dari aliansi strategis. Istilah ini dikenal juga sebagai kemitraan merek, co-branding (atau “cobranding”) mencakup beberapa jenis kolaborasi branding yang biasanya melibatkan merek setidaknya dua perusahaan.
Setiap merek dalam aliansi strategis tersebut berkontribusi pada identitasnya sendiri untuk menciptakan merek yang melebur dengan dukungan logo unik, pengenal merek dan skema warna.
Inti dari cobranding adalah untuk menggabungkan kekuatan pasar, kesadaran merek, asosiasi positif, dan kekuatan dua merek atau lebih untuk “memaksa” konsumen membayar premi yang lebih besar bagi mereka. Hal ini juga dapat membuat produk kurang rentan terhadap penyalinan oleh kompetisi label pribadi.
Ini merupakan strategi yang berguna untuk banyak bisnis yang ingin meningkatkan basis pelanggan, profitabilitas, pangsa pasar, loyalitas pelanggan, citra merek, nilai yang dirasakan, dan penghematan biaya.
Banyak jenis bisnis yang berbeda, seperti bisnis retail, restoran, produsen mobil, dan produsen elektronik, menggunakan co-branding untuk menciptakan sinergi berdasarkan kekuatan unik masing-masing merek. Sederhananya, ini adalah strategi untuk mendapatkan pangsa pasar, meningkatkan aliran pendapatan, dan memanfaatkan peningkatan kesadaran pelanggan.
Strategi ini didorong oleh dua (atau lebih) pihak yang secara sadar memutuskan untuk berkolaborasi pada produk khusus. Ini juga bisa hasil dari merger atau akuisisi perusahaan sebagai cara untuk mentransfer merek yang terkait dengan produsen atau penyedia layanan terkenal ke perusahaan dan merek terkenal.
Co-branding dapat dilihat lebih dari sekadar nama dan asosiasi merek. Terlebih juga, adanya saling berbagi teknologi dan keahlian, memanfaatkan keunggulan unik dari masing-masing rekan branding.
Produk co-branded lebih terbatas dalam hal audiens daripada produk korporat berstandar tunggal. Gambar yang disampaikannya lebih spesifik sehingga perusahaan harus mempertimbangkan apakah co-branding dapat menghasilkan manfaat atau tidak.
Perusahaan harus memilih mitra cobranding-nya dengan sangat hati-hati. Di satu sisi, perusahaan dapat memperoleh manfaat dari hubungan dengan merek lain, tetapi di sisi lain ada juga risiko. Strategi yang baik adalah dengan perlahan meluncurkan produk atau layanan co-branded sebelum mempublikasikan dan mempromosikannya, sehingga memberikan waktu kepada pasar untuk mengenalinya.
Menurut ahli pemasaran dan merek, ada empat strategi co-branding yang berbeda:
Keduanya merupakan konsep serupa yang melibatkan kemitraan antara merek yang berusaha untuk meningkatkan upaya pemasaran, tetapi berbeda tentang bagaimana mengeksekusinya.
Co-marketing menyelaraskan upaya pemasaran dari dua mitra, tetapi tidak menghasilkan penciptaan produk atau layanan baru. Co-branding, berdasarkan desain, didasarkan pada penciptaan produk atau layanan baru.
Strategi pemasaran ini ada di sekitar Anda. Pertimbangkan contoh berikut:
Bagaimana menyusun anggaran keuangan keluarga? Ini salah satu pertanyaan yang dicari dan terkadang tidak semua…
Ada hal terpenting yang bisa dilakukan untuk mengelola uang, yaitu dengan membuat anggaran keuangan pribadi.…
Agar menjadi investor / trader saham sukses, Anda harus mengerahkan upaya maksimal untuk mencapainya. Investor…
Tak banyak yang mengetahui tentang rahasia kebebasan finansial. Banyak orang beranggapan bahwa bebas secara finansial…
Apabila Anda ingin mengontrol pengeluaran dan mencapai tujuan finansial Anda, maka dibutuhkan anggaran keuangan. Bagaimana…
Ingin menjadi pengusaha sukses? Bisa jadi ini idaman bagi sebagian orang yang bercita-cita menjadi wirausaha.…