Dalam perdagangan saham, dikenal dengan istilah opsi saham (stock option). Apa itu? Berikut penjelasannya.
Apa itu Opsi Saham?
Opsi saham merupakan kontrak diantara kedua belah pihak, yang berisikan hak bagi pembeli opsi dalam membeli atau pun menjual aset yang didasari oleh kontrak tersebut (underlying asset). Kontrak ini dilakukan pada waktu dan harga yang telah disepakati bersama di awal.
Opsi saham merupakan derivatif keuangan yang dijual oleh pembuat opsi yang diperuntukkan bagi pembeli opsi. Kontrak yang ditawarkan kepada pembeli berupa hak, bukan kewajiban untuk membeli (call option) dan menjual (put option) aset. Opsi yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia adalah Kontrak Opsi Saham (KOS).
Harga yang telah disepakati bersama di dalam kontrak tersebut disebut sebagai strike price. Opsi yang berlaku di Amerika Serika dapat dilakukan kapan pun sebelum tanggal kadaluarsanya. Sedangkan, opsi yang berlaku di Eropa hanya dapat dilakukan pada tanggal kadaluarsanya.
Penjelasan Lebih Jauh tentang Opsi Saham
Opsi adalah sekuritas serbaguna. Pedagang membeli opsi untuk berspekulasi atau untuk melindungi kepemilikan aset saat ini. Pedagang juga berusaha menghasilkan pendapatan melalui penerbitan opsi. Opsi pada saham biasanya mewakili 100 saham. Jadi, jika opsi biaya $ 0,35, membeli satu opsi akan berharga $ 35 ($ 0,35 x 100).
Dalam hal spekulasi, pembeli opsi dan penerbit / penjualnya memiliki pandangan yang bertentangan mengenai kinerja underlying security. (Baca Lebih Lanjut: Tingkat Pengaruh Stock Option)
Opsi Beli (Call Option)
Opsi beli memberikan opsi kepada pembeli dengan hak untuk membeli underlying security pada harga strike, sehingga pembeli ingin agar saham tersebut naik. Sebaliknya, pembuat opsi perlu memberikan underlying security kepada pembeli opsi, pada harga strike, dalam hal harga pasar saham melebihi harga strike.
Seorang pembuat opsi yang menjual call option yakin bahwa harga underlying stock akan turun atau tetap relatif sama dengan harga strike opsi selama masa opsi tersebut. Itulah caranya mereka akan memperoleh keuntungan maksimum. Keuntungan maksimum penerbit opsi adalah premium yang diterima saat menjual opsi.
Jika pembeli benar, dan harga saham naik di atas strike price, pembeli akan dapat membeli saham dengan harga lebih rendah (harga strike) dan kemudian menjualnya untuk mendapatkan keuntungan dengan harga pasar saat ini. Namun, jika underlying stock tidak berada di atas harga strike pada tanggal kedaluwarsa, pembeli opsi kehilangan premi yang dibayarkan untuk melakukan call option.
Risiko bagi pembeli opsi terbatas pada premi yang dibayarkan untuk opsi, tidak peduli berapa banyak underlying stock bergerak.
Keuntungan pada saat kedaluwarsa, jika berlaku, adalah: Harga pasar saat ini dari Underlying – (Harga Strike + Premium dibayar) = Laba.
Ini akan dikalikan dengan jumlah kontrak dan kemudian dikalikan dengan 100 (dengan asumsi setiap kontrak mewakili 100 saham. Ini akan memberikan total keuntungan atau kerugian kepada pedagang dalam dolar.
Risiko bagi penerbit opsi jauh lebih besar. Keuntungan maksimum mereka adalah premi yang diterima, tetapi mereka menghadapi risiko tak terbatas karena harga saham bisa terus meningkat terhadap mereka. Untuk mengimbangi risiko ini, banyak penjual opsi menggunakan covered calls.
Opsi Jual (Put Option)
Opsi jual memberikan opsi kepada pembeli hak untuk menjual pada harga strike, sehingga pembeli menginginkan harga saham turun. Misalnya, pembeli put option bersifat bearish terhadap underlying stock dan yakin harga pasarnya akan turun di bawah harga strike yang ditentukan pada atau sebelum tanggal yang ditentukan.
Di sisi lain, seorang penerbit opsi yang membuat put option percaya bahwa harga underlying stock akan tetap sama atau meningkat selama masa pakai opsi.
Jika harga underlying stock ditutup di atas harga strike yang ditentukan pada tanggal kedaluwarsa, keuntungan maksimum put option dari penerbit opsi tercapai. Mereka mendapatkan seluruh premi yang diterima.
Sebaliknya, pemegang put option mendapatkan manfaat dari jatuhnya harga underlying stock di bawah harga strike. Jika harga underlying stock jatuh di bawah harga strike, penerbit put option wajib membeli saham dari underlying stock pada harga strike.
Keuntungan pembeli put options, jika ada, dihitung dengan mengambil Strike Price – (Harga pasar saat ini + Premium dibayar). Ini kemudian dikalikan dengan 100 (jika setiap kontrak adalah 100 saham) dan jumlah kontrak yang dibeli.
Risiko bagi penerbit opsi jika harga saham jatuh adalah mereka harus membeli saham pada harga strike. Beberapa trader membuat put option pada harga strike di mana mereka ingin membeli saham pula.
Jika harga jatuh ke harga itu, mereka membeli saham karena pembeli opsi akan menggunakan opsi. Mereka mendapatkan saham dengan harga yang diinginkan, dengan manfaat tambahan dari menerima premi opsi.