Tak terhitung berapa banyak pengusaha kecil yang rela melakukan kebohongan demi mendapatkan kucuran kredit dari bank. Kebohongan tersebut bahkan sengaja ditawarkan oleh organisasi pendamping usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) atau konsultan demi mempermulus upaya mendapatkan kredit. Kebohongan yang biasa dilakukan adalah merekayasa laporan keuangan dari nilai omzet kecil menjadi sangat besar.
Mendapatkan tawaran seperti itu, para pengusaha kecil biasanya setuju saja. Apalagi, jika bisnisnya dalam keadaan genting dan membutuhkan kucuran dana segar. Sayangnya, bukan untung yang diraih melainkan bunting. Kredit yang diajukan tidak disetujui bank. Padahal sudah mengeluarkan biaya konsultan untuk membuat laporan keuangan yang telah disulap.
Pertanyaannya adalah bagaimana bank tahu jika Anda berbohong? Padahal, Anda sudah menyewa jasa konsultan untuk membuat laporan keuangan yang bankable atau yang sesuai dengan keinginan bank.
Sekalipun Anda telah mengisi formulir kredit dari bank dengan baik dan benar, bahkan semua data yang diminta juga sudah dipenuhi, tetapi ada satu hal yang terlupakan. Ada perbedaan antara pengalaman kita sendiri dengan pengalaman rekayasa. Kalau pengalaman bisnis kita riil, maka semua dat yang tertulis akan klop jika ditanyakan atau dikonfirmasi oleh pihak bank.
Apabila pengalaman bisnis yang kita sajikan ke bank adalah rekayasa konsultan, sudah pasti akan ada ketidakcocokan data. Kenapa hal ini bisa terjadi? Pertama, karena memang bukan pengalaman sendiri. Anda tentu akan berusaha mengingat data-data penting yang sudah diberikan konsultan, misal jumlah omzet penjualan dalam setahun. Jadi, Anda akan terpaku dengan data-data tadi. Sehingga, ketika bank mengajukan pertanyaan-pertanyaan pancingan seputar data Anda dalam format yang berbeda, bisa jadi Anda tidak bisa menjawab, atau lebih parah lagi, salah menjawab.
Contoh, ada pertanyaan berapa omzet penjualan harian. Pertanyaan omzet harian adalah untuk mengkonfirmasi jawaban Anda atas pertanyaan omzet penjualan tahunan. Anda juga akan ditanya berapa omzet penjualan triwulan. Mungkin, Anda tidak sadar bahwa semua itu adalah pertanyaan dengan format berbeda tapi memiliki satu fokus tujuan, yaitu bank ingin mengetahui berapa omzet penjualan Anda.
Jika data yang Anda sajikan ke pihak bank adalah data riil, tentu anda tidak akan kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi. Tapi, jika bukan data riil, bisa jadi Anda memerlukan waktu sekian menit lebih lama untuk menjawab. Hal ini, bisa memberikan catatan-catatan khusus kepada pihak bank hingga membawa mereka pada satu keputusan untuk tidak menyetujui permohonan kredit Anda.
Dari sisi psikologis pun, jika Anda berbohong tentu akan terlihat dari mimik wajah, cara duduk atau bergerak, tekanan suara, dan sebagainya. Ini akan semakin terlihat ketika ada pertanyaan yang tidak anda duga sebelumnya. Pada akhirnya akan berpengaruh pada tingkat stress tertentu di pikiran, kemudian terlihat secara visual dari tubuh Anda.
Mungkin sekarang Anda berpendapat seperti ini, “Kita kan bisa melakukan simulasi tanya jawab sebelum bertemu pihak bank.” Ya, sekalipun Anda lihai dalam menjawab atau merekayasa jawaban, ada satu hal yang tidak dapat direkayasa. Apa itu? Buku tabungan atau rekening koran Anda.
Katakanlah Anda mengatakan omzet miliaran, tetapi transaksi keluar masuk uang di buku tabungan atau rekening koran hanya puluhan juta. Sudah pasti, pihak bank mengetahui kebohongan Anda. “Bukankah kita dapat mengatakan bahwa seringkali pembayaran dilakukan secara tunai dan langsung kita belikan barang, sehingga tidak sempat masuk ke transaksi rekening?” Anda memang dapat berkelit dengan jawaban itu. Pada saat-saat tertentu, mungkin apa yang dikatakan benar, transaksi dilakukan secara tunai. Tetapi, sangat tidak masuk akal jika anda melakukannya setiap hari selama setahun.
Lebih tidak masuk akal lagi, jika anda menjawab bahwa menyimpan uang di rumah. Siapapun tahu, pada jaman sekarang tidak aman menyimpan uang dalam jumlah sangat besar di rumah. Bank sebagai lembaga keuangan lebih terjamin keamanannya dalam menyimpan uang. Jadi, jawaban Anda yang berkelit tersebut dapat dipatahkan dengan mudah.
Inti dari semuanya adalah tidak perlu melakukan kebohongan atau rekayasa untuk mendapatkan kucuruan kredit dari bank. Saat ini, pemerintah sedang giat untuk memberikan bantuan kepada para pengusaha kecil dalam bentuk kredit. Ada begitu banyak skema kredit yang ditawarkan kepada para pengusaha kecil.