Seringkali kita bingung membedakan aktivitas menabung atau sedang berinvestasi. Apa beda tabungan dan investasi tersebut? Berikut ulasannya secara sederhana dan kaitannya dalam kehidupan umat Islam.
Di dunia kapitalis modern, uang merupakan inti perekonomian. Saat ini jarang orang yang bisa berproduksi, memenuhi kebutuhan pribadi sendiri dan hidup tanpa uang. Makanan, pendidikan, kesehatan, transportasi yang dulu bisa diikhtiarkan secara pribadi sekarang sangat tergantung pada uang. Sehingga orang terpaksa bekerja untuk mencari uang agar terpenuhi kebutuhan dasarnya.
Walaupun dalam Islam kondisi ini tidak ideal, kita semua terlanjur berada dalam sistem ini. Maka keterampilan mengelola uang menjadi sesuatu yang dibutuhkan untuk mengatur dan mempermudah hidup kita di masa mendatang. Upaya untuk mengembalikan kejayaan ekonomi Islam hendaknya tidak disertai dengan pengabaian pengelolaan instrumen keuangan saat ini.
Berbicara mengenai masa depan, ada dua hal yang bisa kita perhatikan, yaitu tabungan dan investasi. Islam menganjurkan ummatnya untuk bijaksana mengelola harta, tidak boros dan menyimpan sebagian kelebihan untuk masa sulit. Islam juga sangat menganjurkan untuk menggerakkan harta, melarang harta idle (diam) yang tidak bermanfaat bahkan mewajibkan zakat atas harta yang diam tersebut.
Beberapa landasan mendasar tentang perintah menabung dan berinvestasi di dalam Al Quran dan Hadits.
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan”. (Al Isra 26-27)
“dan janganlah engkau menjadikan tangan kamu terbelenggu pada lehermu dan jangan pula engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu akan menjadi tercela dan menyesal” (Al Isra 29)
“Rasulullah menyimpan makanan untuk kebutuhan keluarga selama setahun” [HR Bukhari no 2904 dan Muslim no 1757]
“Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya.” [HR Muslim & Ahmad]
Lalu, apa sih sebenarnya beda tabungan dan investasi tersebut? Berikut penjelasannya.
Tabungan
- Tabungan dimaksudkan sebagai dana cadangan jika terjadi kesulitan. Karenanya tabungan hendaknya dalam bentuk kas yang cair atau aset lain yang mudah dicairkan seperti emas atau deposito syariah.
- Besarnya tabungan yang dianjurkan untuk keluarga adalah sebesar 6 bulan pengeluaran. Hal ini dimaksudkan agar jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan seperti terhalangnya kesempatan mencari nafkah, pindah pekerjaan, memulai usaha baru, maka selama 6 bulan keuangan rumah tangga tetap stabil sampai kondisi kembali aman terkendali.
- Penyisihan tabungan sebesar 10%-15% dari pendapatan rutin bulanan, dikeluarkan di awal agar tidak habis terpakai
- Rekening tabungan dipisahkan dari rekening pengeluaran lain. Sedapat mungkin yang tidak mudah diakses dari ATM/internet banking.
Investasi
- Investasi dimaksudkan sebagai sarana pengembangan aset/harta. Karenanya diambil dari dana dingin yang siap diputarkan.
- Investasi hendaknya mengikuti waktu yang direncanakan dalam akad. Jangan sampai dana investasi ditarik di tengah jalan karena akan menyulitkan pengelola dana.
- Kaidah investasi adalah high risk high return. Semakin tinggi keuntungan yang ditawarkan, semakin tinggi pula resiko yang harus diambil. Jangan mudah percaya tawaran investasi dengan tingkat keuntungan yang tidak masuk akal atau di atas harga pasar.
- Investasi syariah menggunakan profit/loss sharing (sistem bagi hasil). Sharing berdasarkan keuntungan atau omset. Jika bagi hasil didasarkan pada pokok investasi, maka hal itu kemungkinan besar mengandung riba, kecuali untuk akad murabahah (jual beli) dan ijarah (sewa menyewa).
- Instrumen investasi yang digunakan sebaiknya beragam. Don’t put all your eggs on one basket. Jangan berinvestasi di satu tempat saja karena jika satu tempat gagal maka ada cadangan di tempat lain.
Itulah beda tabungan dan investasi yang paling sederhana khususnya terkait dengan umat Islam. Selamat menabung dan berinvestasi. Semoga aset ummat Islam semakin berkembang dan perekonomian ummat kembali berjaya. In syaa Allah.
Penulis: Teh Patra