Banyak investasi yang bertebaran, baik online maupun offline. Setiap investasi tersebut menawarkan iming-iming keuntungan dengan skema investasi yang berbeda-beda. Yang tak kalah populernya, banyak penawaran investasi menggunakan skemo Ponzi (Ponzi scheme). Apa itu skema Ponzi? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu Skema Ponzi (Ponzi Scheme)?
Jika ditanyakan tentang apa itu skema Ponzi, tidak ada definisi yang pasti tentang ini. Secara garis besar skema Ponzi adalah model investasi (penipuan) yang menjanjikan tingkat pengembalian tinggi dengan risiko rendah bagi investor.
Skema Ponzi menghasilkan pengembalian bagi investor awal dengan cara mengakuisisi / mencari investor baru. Hal ini mirip dengan skema piramida karena keduanya didasarkan pada penggunaan dana investor baru untuk membayar investor-investor sebelumnya. (Baca Juga: Uraian Lengkap Tentang Skema Piramida)
Kedua skema ini akan mengalami kegagalan ketika investor baru jarang / tidak lagi didapatkan sehingga tidak cukup dana yang digunakan untuk membayar investor lama. Pada titik ini, skema akan hancur dengan sendirinya.
POIN PENTING
- Mirip dengan investasi menggunakan skema piramida, skema Ponzi memberikan pendapatan bagi investor lama dengan cara mendapatkan investor baru dengan janji keuntungan besar dan tanpa risiko.
- Penipuan tersebut didasarkan pada penggunaan dana investor baru untuk membayar para investor sebelumnya.
- Perusahaan / bisnis yang menggunakan skema ini memusatkan seluruh kegiatan usahanya untuk menarik klien baru dalam melakukan investasi.
Memahami Skema Ponzi Lebih Jauh
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa skema investasi ini merupakan penipuan terhadap para investor dengan menjanjikan iming-iming keuntungan besar dengan risiko rendah. Perusahaan yang menggunakan skema ini dalam menjalankan usahanya, biasanya menutupinya dengan aktivitas usaha gimmick belaka. Inti utama bisnisnya adalah menarik klien baru untuk bergabung dengan membayar sejumlah dana.
Pendapatan dari anggota baru tersebut kemudian dibayarkan kepada anggota yang terlebih dahulu bergabung (dengan dikurangi biaya-biaya). Ini ditandai sebagai keuntungan transaksi yang valid.
Skema ini selalu mengandalkan putaran dana tersebut secara konstan. Jika aliran ini terputus, bisnis tersebut akan berantakan.
Asal-usul Skema Ponzi
Setelah memahami apa itu skema Ponzi, selanjutnya kita perlu mengetahui asal-asul munculnya investasi berkedok skema Ponzi. Skema ini diberikan nama sesuai dengan nama penipu awalnya yaitu Charles Ponzi. Charlez Ponzi adalah orang pertama yang menjadi arsitek dari skema ini pada tahun 1919.
Layanan pos pada waktu itu telah mengembangkan kupon balasan internasional yang memungkinkan bagi pengirim untuk menggunakan kupon pra-bayar ongkos kirim dan dimasukkan ke dalam korespondensinya. Penerima akan membawa kupon ke kantor pos setempat dan menukarnya dengan perangko pos udara prioritas yang dibutuhkan untuk mengirim balasan.
Fluktuasi harga ongkos kirim yang konstan menyebabkan perangko lebih mahal di satu negara daripada negara lain. Charles Ponzi menyewa agen untuk membeli kupon tersebut dengan murah di negara lain dikirimkan kepadanya. Lalu, Charles menukar kupon itu dengan perangko yang lebih mahal daripada kupon yang dibeli lebih awal. Perangko itu dijual dengan keuntungan.
Jenis pertukaran ini dikenal dengan arbitrase dan bukan merupakan praktik ilegal. Akan tetapi, Charles Ponzi menjadi terlalu serakah dan memperluas usahanya.
Di bawah payung perusahaannya, Perusahaan Bursa Efek, dia menjanjikan tingkat imbal hasil 50% dalam 45 hari atau 100% dalam 90 hari. Karena keberhasilannya dalam bisnis perangko, investor sangat tertarik dengan penawaran tersebut.
Alih-alih menginvestasikan uang para investor, Ponzi hanya mendistribusikan uang tersebut dan menginformasikan kepada investor bahwa mereka mendapatkan keuntungan. Skema ini berlangsung sampai Agustus 1920 saat The Boston Post mulai melakukan penyelidikan terhadap perusahaan tersebut.
Sebagai hasil dari penyelidikan surat kabar The Boston Post, Ponzi ditangkap oleh otoritas federal pada 12 Agustus 1920 dan didakwa dengan beberapa tuduhan penipuan.
Skema Ponzi Terus Berkembang
Konsep skema Ponzi tidak berakhir pada 1920. Ketika teknologi berubah, begitu pula skema Ponzi. Pada tahun 2008, Bernard Madoff dihukum karena menjalankan skema Ponzi yang memalsukan laporan perdagangan untuk menunjukkan bahwa klien mendapat keuntungan dari investasi bodong.
Terlepas dari teknologi yang digunakan dalam skema Ponzi, sebagian besar memiliki karakteristik serupa, yaitu:
- Dijamin / dijanjikan mendapatkan pengembalian tinggi dengan risiko kecil.
- Aliran pengembalian yang konsisten terlepas dari kondisi pasar.
- Investasi yang belum terdaftar secara resmi di otoritas negara bersangkutan.
- Strategi investasi yang dirahasiakan atau digambarkan terlalu rumit untuk dijelaskan.
- Klien tidak diizinkan untuk melihat dokumen resmi untuk investasi mereka.
- Klien menghadapi kesulitan untuk menarik kembali uangnya.
Itulah penjelasan tentang apa itu skema Ponzi dan sejarah tentangnya. Kita harus berhati-hati dengan berbagai penawaran investasi. Jika dirasa tidak logis dan tidak memiliki izin resmi, sebaiknya hindari menginvestasikan dana Anda.