Rumus rasio ekuitas digunakan untuk mengevaluasi struktur modal suatu perusahaan. Stabilitas keuangan yang inheren dari perusahaan dan kerentanan perusahaan terhadap risiko insolvency (kegagalan membayar hutang) dapat ditelusuri dari struktur ekuitasnya.
Bagaimana Menghitung Rumus Rasio Ekuitas (Equity Ratio)?
Ada 11 rumus rasio ekuitas yang umum digunakan, yaitu:
#1 Investor’s capital-to-sales ratio (rasio modal investor terhadap penjualan)
Ekuitas pemegang saham (stockholders’ equity) : Penjualan (sales)
#2 Equity capital to noncurrent asset (modal ekuitas terhadap aktiva tidak lancar)
Modal ekuitas (equity capital) : Aktiva tidak lancar (noncurrent asset)
#3 Retained earning to stockholders’ equity (laba ditahan terhadap ekuitas pemegang saham)
Laba ditahan (retained earning) : Ekuitas pemegang saham (stockholders’ equity)
#4 Return on common equity (pendapatan dari ekuitas saham biasa)
(Laba bersih – dividen istimewa) : rata-rata ekuitas pemegang saham biasa
#5 Authorized share on issued share (saham dasar terhadap saham diterbitkan)
Saham dasar (jumlah maksimum saham yang diterbitkan) : Saham diterbitkan
#6 Convertible securities to common stock (sekuritas yang dapat ditukar terhadap saham biasa)
Sekuritas yang dapat ditukar : Saham biasa
#7 Stock option to total shares’ outstanding (Opsi saham terhadap saham yang beredar total)
Opsi saham : Saham yang beredar total
#8 Trend in retained earning (Trend dalam laba ditahan)
Perubahan dalam laba ditahan : Posisi awal laba ditahan
#9 Net income to preferred dividend (Laba bersih terhadap dividen saham preferen)
Laba bersih : Dividen saham preferen
#10 Preferred stock to total stockholders’ equity (saham preferen terhadap ekuitas total pemegang saham)
Saham preferen pada nilai yang ditentukan (atau nilai likuidasi) : Ekuitas pemegang saham total
#11 Equity growth rate (tingkat pertumbuhan ekuitas)
(Laba bersih – dividen saham preferen – dividen saham biasa) : Rata-rata ekuitas pemegang saham biasa
Contoh. Beberapa dari rumus rasio ekuitas di atas digunakan dalam contoh ini, untuk menguji kinerja perusahaan selama dua tahun.
19X1 | 19X2 | |
---|---|---|
Penjualan | $2.000.000 | $2.900.000 |
Laba bersih | $1.000.000 | $1.400.000 |
Dividen saham istimewa | $100.000 | $120.000 |
Ekuitas pemegang saham | $10.000.000 | $10.300.000 |
Rasio yang relevan adalah:
19X1 | 19X2 | |
---|---|---|
Modal investor terhadap penjualan | 5 | 3,6 |
Laba terhadap ekuitas biasa | 9% | 12,4% |
Laba bersih terhadap dividen saham preferen | 10 | 11,6 |
Membandingkan berbagai rasio untuk kedua tahun ini, penurunan rasio modal investor bersifat menguntungkan. Ini karena menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan yang diperoleh dari investasi ekuitas pemegang saham.
Analisis di atas juga menunjukkan bahwa return dari ekuitas pemegang saham biasa telah meningkat cukup besar selama tahun tersebut, yaitu sebesar 37,7%.
Peningkatan dalam rasio laba bersih terhadap dividen saham preferen dari tahun 19X1 hingga 19X2 menunjukkan bahwa lebih banyak penghasilan yang tersedia bagi pemegang saham biasa dalam bentuk dividen.
Siapa yang menggunakan rumus rasio ekuitas dan kapan digunakan?
Pihak Manajemen. Manajer menggunakan rasio modal investor terhadap penjualan untuk mengidentifikasi proporsi penjualan yang didanai oleh ekuitas pemegang saham.
Jika pihak manajemen melihat tren laba ditahan yang meningkat, kondisi itu dipandang sebagai hal yang menguntungkan karena capital financing dicapai dari hasil operasional (secara internal). Sehingga mengurangi tekanan pada kontribusi investor dari luar perusahaan.
Setiap kali obligasi yang dapat dipertukarkan (convertible bond) atau saham preferen yang dapat dipertukarkan (convertible preferred stock) dikonversi ke dalam saham biasa, pemegang obligasi atau pemegang saham preferen memiliki sikap optimis terhadap perusahan tersebut.
Namun, konversi ini menyebabkan penurunan tajam dari harga pasar saham biasa karena semakin banyak lembar saham yang diterbitkan.
Tetapi, kejadian ini memberikan keuntungan bagi perusahaan, karena itu dapat menghilangkan pembayaran bunga atas obligasi dan pembayaran dividen atas saham preferen.
Arti penting rasio modal ekuitas terhadap aktiva tidak lancar adalah bahwa ekuitas pemegang saham mendukung aktiva tidak lancar, yaitu terdapat surplus dana untuk kebutuhan operasi aktiva lancar.
Umumnya, semakin besar rasio ini di atas 100%, semakin baik kesehatan keuangan perusahaan berkaitan dengan kemampuannya memuaskan komitmen dan hutang kepada kreditor.
Jika analisis menunjukkan naiknya laba ditahan, ini berarti bahwa perusahaan mampu mencetak laba.
Investor. Jika authorized shares (saham dasar) lebih besar secara signifikan dari saham yang diterbitkan, mungkin saja bahwa penambahan emisi sekuritas akan menurunkan kepentingan pemegang saham.
Jika saham baru diterbitkan, harga pasar saham tersebut akan turun.
Investor harus menilai apakah opsi saham yang diterbitkan kepada eksekutif terlalu banyak dan apakah pantas diberikan berdasarkan kinerja manajerialnya, karena penerbitan opsi saham yang berlebihan.
Ini secara tidak adil merugikan kepentingan pemegang saham dalam perusahaan. Jika tren dari rasio opsi saham terhadap saham total yang beredar naik tetapi profitabilitas menurun, kebijakan penerbitan opsi saham mungkin tidak konsisten dengan kinerja perusahaan.
Para investor ingin melihat return yang tinggi atas rumus rasio ekuitas pemegang saham biasa (common stockholder’ equity ratio).
Rasio laba bersih terhadap dividen saham preferen yang tinggi merupakan pertanda positif karena menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak pendapatan yang tersisa untuk didistribusikan kepada pemegang saham biasa.
Rasio saham preferen terhadap ekuitas total pemegang saham adalah penting karena saham preferen memiliki posisi preferensi dengan adanya klaim di muka atas aset dibandingkan saham biasa. Investor harus memahami implikasi dari posisi ini.
Tingkat pertumbuhan ekuitas menunjukkan persentase kenaikan dalam ekuitas saham biasa, yaitu tingkat pertumbuhan yang diakibatkan oleh ditahannya laba (retention of earning). Hal ini mengasumsikan pembayaran dividen yang konstan sejalan berlalunya waktu.
Kalkulasi ini memunculkan pertumbuhan pendapatan tanpa ketergantungan perusahaan dari pembiayaan eksternal. Dana yang meningkat ini, pada gilirannya, akan memperoleh tingkat pengembalian (rate of return) yang bisa dihasilkan perusahaan dari asetnya sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan.
Referensi: www.investopedia.com