Mengapa Nilai & Harga Bitcoin Tidak Stabil?

1 794

Bitcoin saat ini menjadi salah satu opsi investasi bagi banyak investor. Harga Bitcoin yang melonjak tinggi beberapa waktu ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Pada tahun-tahun sebelumnya, pernah terjadi lonjakan dan penurunan nilai bitcoin dengan cepat. Mengapa harga Bitcoin begitu tidak stabil?

Fluktuasi harga Bitcoin di berbagai pasar Bitcoin internasional maupun lokal, seperti Bitstamp, Coinbase, Kraken, Bitcoin.co.id, BTCChina, dll didorong oleh banyak faktor. Volatilitas diukur di pasar tradisional oleh Volatility Index (Indeks Volatilitas) yang juga dikenal sebagai CBOE Volatility Index (VIX).

Volatilitas di pasar Bitcoin belum memiliki indeks yang diterima secara umum karena cryptocurrency sebagai kelas aset masih dalam tahap yang baru lahir. Namun, kita tahu bahwa Bitcoin mampu mengalami volatilitas dalam bentuk perubahan harga 10 kali terhadap mata uang dolar AS dalam periode waktu yang begitu singkat.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi di balik volatilitas harga Bitcoin:

1. Sangat terpengaruh oleh berbagai berita

Salah satu faktor adalah hadirnya berita yang terkesan menakut-nakuti pengguna Bitcoin termasuk peristiwa geopolitik dan pernyataan oleh pemerintah bahwa Bitcoin kemungkinan akan diatur.

Ada banyak berita utama di bidang keuangan dan finansial yang menghasilkan ketakutan pada investor. Salah satu berita utama tentang Bitcoin yang dulu sangat mempengaruhi harga Bitcoin yaitu kebangkrutan Mt. Gox pada awal 2014.

Juga berita tentang penggunaan Bitcoin untuk transaksi jual beli narkoba melalui Silk Road yang berakhir dengan penutupan pasar tersebut oleh FBI pada bulan Oktober 2013. Kedua insiden tersebut menimbulkan kepanikan publik yang memastikan nilai Bitcoin turun terhadap mata uang fiat (Dollar dll) dengan sangat cepat.

Namun, investor yang tetap menyukai Bitcoin melihat bahwa kedua kejadian tersebut sebagai bukti bahwa pasar Bitcoin sedang mature, mendorong harga Bitcoin versus Dolar secara nyata kembali dalam waktu yang singkat setelah berita terjadi.

2. Perceive value dari Bitcoin berfluktuasi

Salah satu alasan mengapa Bitcoin berfluktuasi terhadap mata uang fiat adalah nilai aset yang dirasakan (perceive value) versus mata uang fiat. Bitcoin memiliki sifat yang membuatnya mirip dengan emas.

Hal ini diatur oleh keputusan dari pengembang teknologi inti Bitcoin untuk membatasi produksinya dengan jumlah tetap, yaitu 21 juta BTC.

Dan itu, sangat jauh berbeda dengan mata uang fiat yang dikelola oleh pemerintah. Pemerintah ingin mempertahankan inflasi rendah, lapangan kerja yang tinggi, dan pertumbuhan yang memuaskan melalui investasi pada sumber daya modal.

Hal ini karena ekonomi yang dibangun dengan mata uang fiat menunjukkan tanda-tanda kekuatan atau kelemahan sebuah negara. Investor dapat mengalokasikan lebih banyak atau kurang dari aset mereka ke Bitcoin.

3. Terlalu banyak faktor dalam persepsi nilai aset dan nilai Bitcoin

Ketidakstabilan harga Bitcoin juga didorong sebagian besar oleh berbagai persepsi nilai intrinsik cryptocurrency sebagai penyimpan nilai dan metode transfer nilai.

Bitcoin sebagai penyimpan nilai adalah fungsi dimana aset dapat berguna di masa depan dengan beberapa kemungkinan-kemungkinan. Penyimpan nilai bisa disimpan dan ditransaksikan dengan barang atau jasa di masa depan. Ada banyak toko online yang menerima jual beli menggunakan Bitcoin.

Metode transfer nilai adalah objek atau konsep yang digunakan untuk mentransmisikan properti dalam bentuk aset dari satu pihak ke pihak lain. Ketidakstabilan harga Bitcoin saat ini menjadikannya sebagai nilai tambah yang tidak jelas, namun menjanjikan transfer nilai yang hampir tanpa gesekan.

Karena kedua faktor tersebut, harga spot Bitcoin saat ini berbeda-beda terhadap dolar dan mata uang fiat lainnya. Nilai Bitcoin dapat diayunkan berdasarkan kejadian berita seperti yang terjadi sebelumnya dibandingkan dengan mata uang fiat.

4. Nilai opsi kecil untuk bagi para investor mata uang kelas kakap

Volatilitas Bitcoin juga didorong oleh pemegang proporsi besar dari total pelemahan mata uang yang beredar.

Bagi investor Bitcoin dengan kepemilikan saat ini di atas sekitar $ 10 juta, tidak jelas bagaimana mereka akan melikuidasi porsi yang besar di Bitcoin dan mengubahnya menjadi mata uang fiat tanpa menggerakkan pasar.

Dengan kata lain, setiap transaksi yang dilakukan oleh pemegang stok Bitcoin terbesar akan sangat mampu menaikkan dan menurunkan harga Bitcoin.

5. Berita tentang kerentanan keamanan membuat investor bereaksi

Bitcoin juga dapat menjadi tidak stabil saat komunitas Bitcoin mengekspos kerentanan keamanan dalam upaya menghasilkan tanggapan open source yang besar dalam bentuk perbaikan keamanan.

Pendekatan keamanan ini secara paradoks menghasilkan hasil yang bagus, dengan banyak inisiatif perangkat lunak open source yang berharga, termasuk Linux.

Pengembang Bitcoin harus mengungkapkan masalah keamanan kepada publik untuk menghasilkan solusi yang andal. Misalnya, kerentanan bug OpenSSL yang baru-baru ini diserang oleh Heartbleed dan dilaporkan Neel Mehta dari tim keamanan Google pada tanggal 1 April 2014.

Berita tersebut memiliki beberapa efek jatuhnya nilai Bitcoin di bulan berikutnya, dengan penurunan nilai sekitar 10% di bulan April versus US Dollar.

Pengembangan perangkat lunak open source dan Bitcoin dibangun di atas premis dasar yang sama bahwa salinan sumber kode gratis bagi pengguna untuk diperiksa dan dimodifikasi sesuka hati.

Konsep ini menjadikan tanggung jawab masyarakat untuk menyuarakan kekhawatiran tentang perancangan perangkat lunak, dan ketika masyarakat melakukannya, nilai Bitcoin mencerminkan tingkat kepercayaan pada desain protokol secara keseluruhan.

Maka, wajar jika nilai dan harga Bitcoin akan berfluktuasi dengan kejadian berita tentang kerentanan keamanan.

6. Bitcoin dan investasi asing langsung di negara-negara dengan inflasi tinggi

Penggunaan Bitcoin sebagai mata uang yang berharga bagi negara-negara berkembang yang saat ini mengalami inflasi tinggi jika mempertimbangkan volatilitas Bitcoin di negara-negara ini versus volatilitas Bitcoin dengan dolar AS.

Bitcoin jauh lebih fluktuatif terhadap dolar AS dibandingkan peso Argentina yang memiliki inflasi tinggi versus dolar AS.

Dengan kata lain, transfer Bitcoin yang nyaris tanpa hambatan menjadikannya alat pinjaman yang berpotensi sangat menarik bagi orang-orang Argentina, karena tingkat inflasi yang tinggi untuk pinjaman peso berpotensi membenarkan mengambil beberapa risiko volatilitas mata uang menengah dalam pinjaman berdenominasi Bitcoin yang didanai diluar Argentina.

Demikian pula, investor di luar Argentina dapat memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi dalam skema ini daripada mereka dapat menggunakan instrumen hutang dalam mata uang domestik mereka.

7. Kerugian besar terbaru dari Bitcoin di Mt Gox adalah penggerak volatilitas lainnya.

Perlu dicatat bahwa kerugian besar yang dialami dan berita berikutnya tentang kerugian tersebut memiliki efek ganda pada ketidakstabilan harga Bitcoin.

Mereka mengurangi keseluruhan float Bitcoin sekitar 5%, menghasilkan potensi mengangkat nilai Bitcoin yang tersisa karena kelangkaan yang meningkat.

Namun, mengesampingkan pengangkatan nilai tersebut adalah efek negatif dari siklus berita yang diikuti. Khususnya, provider Bitcoin lainnya melihat kegagalan besar di Mt Gox sebagai prospek Bitcoin untuk jangka panjang.

Karena perusahaan Mt Gox dieliminasi dari pasar karena proses pengelolaan dan disfungsional yang buruk, perusahaan pendatang baru kemudian belajar dari kesalahan tersebut dan membangun proses yang lebih kuat ke dalam operasi mereka sendiri, sehingga memperkuat infrastruktur mata uang Bitcoin secara keseluruhan.

8. Penerapan pajak pada Bitcoin juga mempengaruhi volatilitas harganya

Pengumuman terbaru oleh IRS (lembaga perpajakan Amerika Serikat) yang menyatakan bahwa mata uang tersebut merupakan salah satu objek tujuan perpajakan memiliki efek campuran pada volatilitas.

Pada sisi positifnya, setiap pernyataan yang mengakui mata uang Bitcoin oleh pemerintah memiliki efek positif terhadap valuasi pasar mata uang.

Sebaliknya, pada sisi negatifnya, keputusan IRS untuk menyebutnya properti memiliki dua efek negatif. Yang pertama adalah kompleksitas tambahan bagi pengguna yang ingin membayar via Bitcoin.

Berdasarkan undang-undang pajak yang baru, pengguna harus mencatat nilai pasar mata uang pada saat setiap transaksi, tidak peduli seberapa kecilnya. Hal ini bisa mengakibatkan beberapa masalah bagi penggunanya.

Kedua, keputusan untuk menyebutkan mata uang Bitcoin sebagai properti untuk tujuan perpajakan mungkin merupakan sinyal bagi beberapa pelaku pasar bahwa IRS sedang mempersiapkan untuk menerapkan peraturan yang lebih kuat di kemudian hari.

Aturan mata uang yang sangat kuat dapat menyebabkan tingkat adopsi mata uang melambat ke titik di mana ia tidak dapat mencapai adopsi massal yang penting untuk keseluruhan utilitasnya di masyarakat.

Langkah terakhir oleh IRS tersebut dianggap tidak jelas mengenai motif pemberian sinyal mereka dan oleh karena itu memiliki sinyal beragam ke pasar Bitcoin.

=====

Itulah beberapa faktor yang sangat mempengaruhi ketidakstabilan harga Bitcoin di pasar. Dan, masih banyak faktor lainnya yang juga akan mempengaruhi fluktuasi nilai dan harga Bitcoin, baik langsung maupun tidak.

Referensi: www.investopedia.com

Loading...
Tampilkan Komentar (1)