Bagi banyak pemula, tentu akan muncul pertanyaan yang berulang-ulang, “Bagaimana saya memulai investasi?” Dan Anda mungkin salah satunya. Setiap orang tentu memiliki strategi yang berbeda. Setidaknya, 5 cara memulai investasi bagi pemula ini bisa menjadi panduan awal.
Sebuah pertanyaan sederhana, tetapi sebenarnya rumit. Karena, hal tersebut tidak hanya terkait pola pikir tentang uang tetapi juga tergantung pada sasaran finansial pribadi Anda dan banyaknya pilihan yang tersedia dalam hal produk investasi.
Jika Anda berpikir untuk memulai berinvestasi, gunakan lima cara memulai investasi bagi pemula ini untuk memecahkan topik kompleks tersebut menjadi potongan yang lebih mudah diatur.
Cara 1: Mulailah dengan pertanyaan “Mengapa”
Simon Sinek dalam bukunya, Start with Why, menjabarkan banyak cerita tentang perusahaan dan pengusaha yang berhasil, sebagai hasil dari awalan pertanyaan “mengapa” untuk memotivasi mereka.
Dari Apple Inc., Wright Bersaudara, Southwest Airlines Co, dll Sinek menceritakan banyak contoh tentang bagaimana orang lebih sukses ketika mereka fokus dengan MENGAPA mereka mengejar tujuan tertentu. Daripada hanya memfokuskan pada langkah aksi untuk mencapai kesana.
Jadi, apa yang menjadi “MENGAPA” Anda untuk memulai investasi? Apakah Anda ingin memastikan anak-anak Anda memiliki uang untuk pendidikan tinggi di masa depan? Apakah Anda berencana untuk pensiun lebih awal dari pekerjaan Anda saat ini? Apakah Anda memiliki impian untuk membuka bisnis sendiri? Apakah Anda ingin berperan dalam pekerjaan amal dan membuat dampak finansial yang lebih besar di komunitas Anda?
Kita semua memiliki satu atau lebih “alasan” dibalik tujuan penghematan uang dan investasi Anda tersebut. Tetap jaga “alasan” tersebut untuk membantu diri Anda disiplin dengan rencana investasi di tahun-tahun berikutnya.
Cara 2: Meletakkan Pondasi Keuangan
Cara memulai investasi bagi pemula selanjutnya adalah meletakkan dasar finansial yang kuat. Pastikan sebelum Anda memulai berinvestasi, miliki cadangan keuangan yang disisihkan untuk keadaan darurat.
Jika Anda belum melakukannya, buka rekening bank yang terpisah dan simpan biaya hidup 3-6 bulan ke depan yang termasuk Dana Darurat.
Pertimbangkan untuk menggunakan rekening tabungan online yang ditautkan ke rekening giro utama Anda untuk tujuan ini.
Dengan Anda memiliki tabungan Dana Darurat ini, jika suatu saat terjadi sesuatu pada investasi Anda atau bahkan kondisi keuangan memburuk, maka Anda bisa tetap disiplin dengan tujuan keuangan pribadi Anda tersebut.
Cara 3: Menetapkan Target Investasi
Begitu Anda membuat keputusan untuk memulai investasi, pertanyaan selanjutnya yang perlu ditanyakan adalah, “Berapa gaji yang harus saya simpan (sisihkan) untuk investasi?”
Sayangnya, tidak ada jawaban yang benar dan sama bagi setiap orang. Ini sangat bergantung pada faktor seperti jumlah dan waktu dari tujuan keuangan pribadi atau “alasan” yang disebutkan di atas. Seberapa awal Anda mulai berinvestasi dan berapa lama Anda berencana untuk bekerja, termasuk di dalamnya.
Memiliki perencanaan menyisihkan setidaknya 10% dari penghasilan Anda jika memulai berinvestasi di usia 20-an, dan lebih dari 20-25% dari penghasilan jika berusia 40-an, itu bisa sebagai panduan.
Cara 4: Sebisa Mungkin, Hindarkan Biaya-Biaya yang Menyertai Tujuan Investasi
Berinvestasi tentu memiliki tujuan yang berbeda, tidak seperti sedekah. Dengan bersedekah kita tak perlu memikirkan berapa uang yang akan keluar. Berbeda dengan investasi. Anda perlu memikirkan ada berapa banyak biaya yang keluar jika Anda hendak berinvestasi.
Hindari inefisiensi dalam berinvestasi yang akan menghabiskan uang dari tabungan Anda. Misalkan, jika Anda hendak membayar penasihat investasi profesional, batasi penggunaannya. Atau membayar biaya untuk produk investasi yang dipilih.
Dalam bukunya, Money: Master the Game, Tony Robbins menawarkan panduan berinvestasi dengan akal sehat untuk membatasi total biaya Anda menjadi 1,25% dari saldo akun tahunan Anda.
Berinvestasi dengan biaya murah yang diperdagangkan di bursa saham dan bekerja sama dengan penasihat yang mengenakan biaya 1,00% atau lebih sedikit setiap tahun untuk mengelola investasi Anda.
Hal ini akan terus menghasilkan lebih banyak uang Anda untuk mencapai tujuan investasi pribadi Anda.
Cara 5: Memiliki Toleransi “Sakitnya” Jangka Pendek untuk Keuntungan Jangka Panjang
Banyak orang berharap bahwa saham dan obligasi, itu memiliki karakter seperti tabungan. Tidak hanya mendapatkan suku bunga, tetapi jaminan tidak pernah kehilangan uang.
Tetapi, jika Anda memutuskan untuk berinvestasi di produk seperti saham dan obligasi, maka pada tahun tertentu saham bisa jadi mengalami kenaikan tajam, atau di tahun berikutnya mengalami kerugian besar. Itulah yang perlu dihadapi.
Jika Anda ingin tidak meminimalkan toleransi untuk “keperihan” di jangka pendek, bisa memilih produk investasi emas untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang.
Apapun pilihan investasi Anda nantinya, selalu pertimbangkan 5 cara memulai investasi bagi pemula ini. Dan, bijaklah dalam berinvestasi. Selamat berinvestasi!
Referensi: Dave Rowan dalam www.investopedia.com