Anda terhimpit oleh jeratan hutang? Bingung bagaimana mau melunasinya? Jeratan hutang memang bisa membuat hidup tidak tenang. Kita harus berusaha mencari cara terbebas dari hutang. Ini beberapa langkahnya.
Dalam pengelolaan keuangan / finansial, kondisi berhutang adalah salah satu kondisi yang tidak ideal. Hutang menjadikan segala sesuatunya menjadi sulit, dada terhimpit, dan dunia serasa sempit.
Hutang, seringkali menjadi salah satu penyebab paling banyak putusnya tali silaturahmi dan persaudaraan. Karena permasalahannya ada di yang berhutang, biasanya yang membuat hidup semakin sulit adalah yang berhutang.
Orang yang berhutang, seringkali, menghindari orang yang memberikan hutang. Dan, semakin lama akan semakin berkembang menjadi masalah moral.
Waktu susah sudah ditolong, bukannya berterima kasih, eh waktu bayar malah kabur. Terkadang, sampai mencari kesalahan, memfitnah, dan membenci.
Jangankan membayar hutang, menerima telepon, menjawab sms, atau bahkan mau berkunjung saja tidak bisa. Menerima salam sudah membuat merinding.
Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya, jika seseorang berhutang, maka ia seringkali berkata lalu berdusta, dan berjanji lalu mengingkari.” (HR. Bukhari)
Orang yang terjerat hutang terkadang tak mampu berpikir jernih. Jangankan mendidik anak dan keluarga, mendidik dirinya saja tak mampu.
Seringkali mereka kehilangan semangat untuk bekerja, bahkan untuk hidup. Tak jarang kita mendengar orang yang berhutang mengakhiri hidupnya sendiri secara tragis. Na’udzubillah.
Jangan khawatir, di mana ada kesulitan, disitu ada kemudahan. Terbebas dari jeratan hutang bukan merupakan utopia.
Asalkan kita TAHU bagaimana cara terbebas dari hutang, dan MAU mengikuti prosesnya.
1. Awali dengan NIAT yang BAIK
Cara terbebas dari hutang yang pertama adalah berniat bersungguh-sungguh untuk membayar hutang.
“Barangsiapa mempunyai hutang, tetapi tidak berniat (tidak sungguh-sungguh) mengembalikannya, maka Allah akan mengahancurkan (kehidupan) nya.” (HR Bukhari)
Hadapi hutang dengan berani, sebagaimana saat kita mendatangi orang untuk memberi hutang.
JANGAN pernah terbersit dalam hati kita kehendak untuk lari dari hutang. Akan berat sekali untuk kehidupan kita, bahkan sampai pada kehidupan anak-anak kita.
2. Berdoalah kepada Allah
Cara terbebas dari hutang selanjutnya adalah dengan meminta pertolongan Allah dengan cara memanjatkan do’a :
” اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepadaMu dari kelemahan dan rasa malas. Aku berlindung kepadaMu dari pengecut dan sifat kikir. Dan aku berlindung kepadaMu dari jeratan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.”
Yakinlah akan pertolongan Allah. Tidak ada hal yang mustahil bagi Allah. Selama nyawa masih dikandung badan, maka kesempatan itu selalu terbuka.
3. Hitung Hutang Anda dan Klasifikasikan
Langkah selanjutnya sebagai cara terbebas dari hutang adalah dengan menghitung seluruh hutang Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan. Sebaiknya, PISAHKAN hutang konsumtif dan produktif.
Apa yang dimaksud hutang produktif dan hutang konsumtif itu? Bagaimana membedakannya?
Hutang produktif adalah hutang yang jika dilakukan akan menambah aset kita. Hutang konsumtif adalah hutang yang menghabiskan aset kita.
Hutang produktif seringkali bermanfaat, bahkan dianjurkan jika hutang tersebut memberikan keuntungan yang baik bagi pemberi hutang, baik dalam bentuk margin jual beli ataupun bagi hasil investasi.
Sebagai contoh, berhutang untuk membeli kendaraan, apakah termasuk hutang produktif atau konsumtif?
Jika dengan adanya kendaraan tersebut aset kita bertambah, bisnis semakin besar dan lancar, kita mendapatkan laba yang lebih besar nilainya dari biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan kendaraan tersebut, maka itu termasuk hutang produktif.
Jika kendaraan tersebut hanya menambah kenyamanan saja (misalnya mobil tiap hari hanya dipakai ke kantor lalu diparkir, tidak ada bedanya dengan memakai motor), lalu menambah pengeluaran (jadi rajin berjalan-jalan, makan di luar, belanja, dll), maka itu termasuk hutang konsumtif.
Contoh lain dari hutang produktif adalah hutang pembelian rumah JIKA nilai rumah yang kita miliki lebih besar dari hutang yang harus kita bayar.
4. Menjual Aset
Cara terbebas dari hutang selanjutnya adalah dengan membayar secepat mungkin hutang konsumtif. Semakin lama hutang konsumtif dipertahankan, semakin besar biaya yang harus kita keluarkan. Sedapat mungkin hindari hutang konsumtif.
Jika kita memiliki aset, sangat direkomendasikan agar kita melepas aset tersebut untuk membayar hutang. In syaa Allah, aset tersebut kelak akan mudah kita dapatkan kembali setelah hutang kita lunas.
Jangan merasa sayang/berat melepas perhiasan, kendaraan, bahkan rumah untuk membayar hutang konsumtif. Saat kita tidak memiliki hutang, aktivitas ekonomi kita biasanya akan jauh lebih produktif.
5. Lakukan Negosiasi
Langkah berikut dalam cara terbebas dari hutang adalah dengan melakukan negosiasi. Bagaimana jika kita tidak memiliki aset untuk membayar hutang? Ini sebetulnya yang seringkali menjadi masalah.
JANGAN PERNAH berhutang dengan nilai lebih besar untuk membayar hutang sebelumnya. Misalnya mau melunasi hutang tanpa bunga dengan meminjam dari kredit tanpa angsuran yang bunganya teramat besar.
Atau membayar hutang kartu kredit dengan menggesek kartu kredit yang lain. Bukannya berkurang, malah hutang kita terus menerus bertambah.
Ini sebetulnya logika yang teramat sederhana, yang herannya tidak mampu dilihat oleh para penghutang yang gelap mata.
Jika kita terlanjur khilaf dan berhutang dengan riba yang besar, coba lakukan negosiasi yang baik. Datangi orang yang memberi hutang. Sampaikan kesulitan kita, dan minta mengurangi porsi bunganya.
Jika pemberi riba adalah seorang muslim, ingatkan dia bahwa memakan riba adalah haram. Sedapat mungkin kita bisa mengembalikan hutang kita hanya sampai pokoknya saja.
Jika penghutang tidak peduli akan dosa riba, lakukan negosiasi ulang tentang waktu membayar hutang.
Minta kepadanya untuk tidak lagi menambah jumlah ribanya. Cukup sampai yang sudah terjadi saja.
Minta kepadanya untuk memberi keleluasaan untuk membayar hutang dengan jangka waktu yang lebih lama, tapi dengan nilai tetap, tidak lagi bertambah.
Dan bayar hutang dengan bersungguh-sungguh.
Jika hutang terjadi akibat musibah, kecelakaan, dll, jangan sungkan meminta keringanan pada orang yang berhutang.
Datangi dengan baik dan sampaikan kondisinya. Atau tawari untuk membayar hutang dengan cara lain seperti bekerja padanya, dll. Semoga Allah membuka hatinya untuk memberi kemudahan.
6. Meminta Bantuan
Cara terbebas dari hutang untuk langkah terakhir, adalah dengan meminta bantuan. Ini terjadi jika negosiasi sudah gagal. Mintalah pertolongan pada lembaga amil zakat, saudara, sahabat, atau perorangan yang sholeh, agar hutang kita bisa berkurang.
Mungkin dengan pinjaman tanpa riba, pemberian yang ma’ruf atau bantuan negosiasi. Sekali lagi, niatkan membalas pertolongan itu dengan kebaikan, minimal dengan membayar kewajiban. Jangan mengulangi kesalahan yang sama.
Itulah keenam cara terbebas dari hutang. Semoga Allah menjauhkan kita dari jeratan hutang, yang akan menghalangi kita dengan surgaNya. Aamiin.