Rumus profit margin seringkali dibutuhkan terutama bagi kalangan para usahawan dan pebisnis yang ingin mengetahui potensi keuntungan dari sebuah penjualan.
Profit margin (marjin laba) itu sendiri memperlihatkan profitabilitas yang dihasilkan dari penjualan. Profit biasanya dinyatakan dalam kaitannya dengan laba bersih (net income) dan laba kotor (gross profit).
Laba dapat ditingkatkan dengan menghasilkan pendapatan tambahan atau dengan mengurangi biaya.
Bagaimana Rumus Profit Margin dan Cara Menghitungnya?
1. Net profit margin = net income (pendapatan bersih) : net sales (penjualan bersih)
2. Gross profit margin = gross profit (laba kotor) : net sales (penjualan bersih)
Marjin laba bisa sangat beragam dalam suatu industri karena dipengaruhi oleh penjualan, pengendalian biaya, dan penetapan harga.
Contoh. Analisis marjin laba dari suatu perusahaan didasarkan pada informasi berikut ini.
Tahun 19X2:
- Gross profit = $15.000
- Net income = $8.000
- Sales = $65.000
Tahun 19X3
- Gross profit = $20.000
- Net income = $9.600
- Sales = $80.000
Rasio yang relevan adalah:
Tahun 19X2
- Marjin laba Net = 0,12
- Marjin laba Gross = 0,23
Tahun 19X3
- Marjin laba Net = 0,12
- Marjin laba Gross = 0,25
Marjin laba Net tampak konstan, mengindikasikan bahwa kemampuan bisnis itu untuk menghasilkan laba (earning power) tetap statis.
Peningkatan dalam gross profit mungkin disebabkan oleh peningkatan penjualan dan/atau pengendalian biaya penjualan yang lebih baik.
Kelemahan dalam pengendalian biaya operasional adalah alasan yang paling mungkin yang mengakibatkan marjin laba kotor meningkat tetapi marjin laba bersih tidak berubah, walaupun penjualan meningkat.
Siapa yang Menggunakan dan Bagaimana Menggunakannya?
Jajaran Manajemen Keuangan. Profit margin menunjukkan kesuksesan pihak manajemen dalam menghasilkan laba dari operasinya.
Semakin tinggi marjin laba atas setiap penjualan yang dihasilkannya, semakin baik perusahaan dipandang dari sudut finansial.
Profit dapat ditingkatkan dengan pengendalian biaya. Marjin laba yang tinggi lebih disukai karena mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memperoleh pengembalian (return) yang baik dari biaya barang yang dijual dan biaya operasionalnya.
Investor dan Kreditor. Dengan menguji profit margin suatu perusahaan dikaitkan dengan tahun sebelumnya dan pada tingkat yang berlaku dalam industri, seseorang dapat mengevaluasi efisiensi operasional perusahaan dan strategi penetapan harga selain juga status persaingan dalam industri itu.
Rasio pendapatan terhadap penjualan (income to sales ratio) penting bagi investor dan kreditor karena mengindikasikan kesuksesan keuangan bisnis tersebut.
Angka-angka keuangan-lah yang pada akhirnya menentukan. Profit margin menampakkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu.
Investor akan segan untuk menanamkan investasi dalam perusahaan dengan potensi laba yang buruk, karena harga pasar saham dan dividen di masa mendatang akan terpuruk.
Investor juga akan menghindari perusahaan dengan kemampuan menghasilkan laba (profitability) yang tidak mencukupi, karena uang yang mereka pinjamkan mungkin tidak akan terbayar kembali.
Referensi: Wikipedia