Sebagian besar saran investasi di saham memang diarahkan tentang bagaimana cara membeli saham yang tepat. Tentunya, hal tersebut tidak terlalu mengejutkan bagi investor karena pembelian sekuritas adalah awal mula dari seluruh proses investasi. Tak kalah penting, sebagai investor harus mengetahui cara menjual saham di waktu yang tepat.
Pembelian saham juga menghasilkan komisi dan biaya bagi broker saham. Tak selamanya, investor akan membeli saham, pada akhirnya setiap yang dibeli akan dijual nantinya. Setiap perdagangan saham menuntut komisi dan biaya. Dalam artikel ini, akan diulas lebih mendetail tentang seni / cara menjual saham yang tepat.
Pentingnya Mengetahui Cara Menjual Saham di Waktu yang Tepat
Membeli saham dengan harga yang tepat memang penting. Pengembalian investasi (ROI) yang tertinggi akan didapatkan dari investasi apapun, yang ditentukan kali pertama di harga belinya. Pada satu sisi, investor berpendapat bahwa untung / rugi investasi terjadi saat membeli, Anda tidak akan mengetahui sampai menjualnya.
Sementara teori tersebut berlandaskan pada prinsip-prinsi dasar investasi yang fundamental, penjualan juga merupakan bagian vital dari rantai tersebut.
Memang, membeli di harga yang tepat dapat menentukan laba yang diperoleh. Akan tetapi, dengan menjual saham di harga yang tepat merupakan cara untuk menjamin laba yang sebenarnya.
Apabila Anda tidak menjual saham di saat yang tepat, manfaat dari membeli saham di waktu yang tepat juga akan hilang.
Mengapa Menjual Terasa Sulit?
Alasan terkuat mengapa sulit untuk memahami cara menjual saham di waktu yang tepat, karena manusia cenderung untuk menjadi tamak.
Sebagai contoh, seorang investor membeli saham pada harga Rp 3.000 / lembarnya. Dia berencana untuk menjual saham jika sudah mencapai harga Rp 4.000 / lembarnya. Apa yang terjadi berikutnya adalah hal yang umum.
Saham sudah mencapai harga Rp 4.000 / lembar dan investor tersebut memutuskan bertahan untuk beberapa poin lagi. Harga saham pun bisa mencapai Rp 4.500 / lembar, keserakahan tak berhenti sehingga mengalahkan rasionalitas. Dia ingin mendapatkan lebih banyak lagi.
Tiba-tiba, harga saham turun ke bawah dan kembali ke Rp 3.500. Investor tersebut mengatakan pada dirinya sendiri begitu saham mencapai Rp 4.000, dia akan menjual semua saham tersebut. Sayangnya, hal tersebut tidak pernah terjadi karena harga saham terus anjlok.
Akhirnya, mengalah pada rasa emosi dan frustasinya, dia menjual pada harga Rp 2.700, di bawah harga beli awal.
Saat keserakahan dan emosi mengalahkan penilaian logis dalam kasus tersebut, prinsip-prinsip investasi fundamental telah tergantikan oleh spekulasi. Hasil awalnya adalah kerugian. Kerugian investasi di atas sebesar Rp 300 / lembarnya. Akan tetapi, kerugian sebenarnya adalah Rp 1.500 / lembar, karena dia berkesempatan menjual saham tersebut di harga Rp 4.500 / lembar.
Terkadang, jenis kerugian di atas kertas tersebut sebaiknya diabaikan daripada tersiksa karena sulitnya menjual. Keputusan penjualan untuk menyisakan untung sedikit mungkin terlihat seperti keputusan yang buruk. Akan tetapi, proses yang digunakan investor untuk mengambil keputusan tersebut sangat penting.
Dengan memahami cara menjual saham di saat yang tepat, merupakan bagian penting dari proses investasi itu sendiri. Berdasarkan contoh di atas, penjualan saham yang tepat memiliki dua konsekuensi utama.
Pertama, menjual saham di saat tepat merupakan cara untuk memastikan pelestarian profit. Kedua, penjualan saham di waktu tepat bisa mengurangi terjadinya kerugian yang semakin besar.
Untuk menghapus sifat manusia yang serakah di masa mendatang, sebaiknya pertimbangkan untuk menggunakan limit order (terkecuali adanya situasi gap-down). Dengan fitur ini, otomatis akan mengunci harga target dan saham akan dijual begitu mencapai harga tersebut.
Hal ini akan mencegah Anda untuk login ke akun trading saham, dan melihat harga saham yang ujungnya membuat keputusan salah.
Sebaiknya Jangan Mencoba Time Markets.
Investor saham perlu menyadari bahwa penjualan di saat yang tepat tidak harus / selalu memerlukan waktu pasar yang tepat pula. Sangat sedikit investor, yang bisa membeli di harga terendah dan menjualnya dengan harga tertinggi.
Jika ada, anggap saja itu merupakan keberuntungan yang sehat. Investor saham tersukses pun, seperti Warren Buffet, Peter Lynch, dll, tidak berhasil membeli saham di harga terendah dan menjualnya pada harga tertinggi. Sebaliknya, investor sukses tersebut berfokus pada pembelian satu harga dan menjualnya dengan harga lebih tinggi.
Kesimpulan
Singkatnya, setiap penjualan yang menghasilkan laba adalah penjualan yang baik selama dilakukan dengan tepat. Ketika penjualan menghasilkan kerugian dan disertai dengan pemahaman tentang mengapa kerugian itu terjadi, itu juga dapat dianggap sebagai penjualan yang baik. Penjualan buruk ketika ditentukan oleh emosi, bukan data dan analisis.
Ingatlah, untuk tidak menilai penjualan dengan apakah Anda bisa menentukan waktu keluarnya di titik tertinggi. Fokuskan pada penjualan karena alasan yang ditentukan oleh analisis rasional.
Pada akhirnya, untuk melakukan jual beli saham Anda membutuhkan broker saham. Jika Anda belum memiliki salah satunya untuk melakukan perdagangan saham, ini daftar broker saham online yang direkomendasikan.