Mengenal Kredit Bank

0 133

Beberapa diantara Anda mungkin pernah membaca Komik Donal Bebek yang sangat terkenal itu. Dikisahkan Donal Bebek memiliki seorang paman yang kaya sekali bernama Paman Gober. Paman Gober adalah bebek yang luar biasa kayanya sehingga ia bisa membangun sebuah gudang yang sangat besar yang bisa digunakannya untuk menyimpan semua tumpukan uangnya, baik uang kertas maupun uang logam.

Saking banyaknya uang yang dia miliki, tumpukan uangnya seringkali tampak menggunung sehingga Paman Gober ­ yang digambarkan sebagai orang yang rakus – seringkali berendam di antara tumpukan uangnya.

Tulisan kali ini tentu saja tidak akan membahas tentang Paman Gober dan tumpukan uangnya. Namun bila kita berbicara mengenai bank, bisa dikatakan sebanyak itu juga mungkin uang yang dimiliki oleh bank tempat Anda menyimpan uang. Meski begitu Anda tak perlu khawatir bank menumpuk semua uangnya di dalam satu gudang seperti Paman Gober itu.

Kebanyakan dari uang di bank itu adalah uang nasabah. Kalau bank menyimpan semua uang nasabah itu dalam satu tempat, berarti uang itu tidak produktif. Padahal, bank juga harus mencari pendapatan agar bisa membayar bunga tabungan dan deposito yang Anda simpan pada mereka, kan? Itu sebabnya, bank lalu “melemparkan” kembali sebagian besar uang masyarakat itu ke dalam bentuk pinjaman (kredit).

Sebagai contoh, kalau Anda menyimpan uang Rp 10 juta di deposito, maka bank berjanji akan memberikan bunga sebesar, misalnya 13 persen per tahun. Oleh bank, sebetulnya uang Rp 10 juta tersebut akan “dilempar” lagi ke masyarakat dengan cara meminjamkannya kepada mereka yang membutuhkan (seperti orang yang ingin membuka usaha atau ingin membeli suatu barang dengan cara kredit). Peminjaman ini disertai syarat pengembalian dengan bunga yang lebih besar dari 13%, katakanlah 18 persen.

Jadi ­ kasarnya – bank akan mendapatkan penghasilan sebesar Rp 1,8 juta (bunga 18 persen dari Rp 10 juta), dan dari jumlah itu, sebesar Rp 1,3 juta-nya akan digunakan untuk membayar bunga deposito Anda yang besarnya 13 persen. Selisihnya yang Rp 500 ribu akan menjadi keuntungan bank. Tentu saja, keuntungan itu masih harus dikurangi lagi dengan biaya-biaya operasional bank seperti gaji karyawan dan lain sebagainya.

Dapatkah Anda bayangkan ada berapa banyak dana bisa dipinjamkan oleh bank bila ada ribuan orang yang menyimpan uangnya di bank? Pada kenyataannya, bank tentu saja tidak melempar 100 persen uang nasabahnya ke dalam bentuk kredit. Ini karena setiap hari ada saja anggota masyarakat yang menarik simpanan uangnya di bank. Nah, kalau 100 persen uang nasabah dilempar dalam bentuk kredit, maka jika ada nasabah yang mau menarik uangnya bakal kesulitan. Itu sebabnya, bank pasti memiliki persediaan uang tunai agar selalu tersedia uang bagi nasabah yang ingin menarik simpanan uangnya di bank.

Persediaan uang tunai tersebut oleh bank akan disebar ke semua kantor cabang dan juga ke mesin-mesin ATM. Tentu saja jumlahnya dibatasi. Itu sebabnya penarikan uang di ATM seringkali dibatasi jumlahnya. Ada bank yang membatasi penarikan uang di ATM sebesar Rp 7,5 juta dalam satu hari, ada juga yang hanya Rp 5 juta dalam satu harinya. Kalau Anda ingin menarik uang dalam jumlah yang lebih besar dari itu, Anda harus datang langsung ke loket kasir di bank.

Penarikan uang di loket kasir di bank biasanya tidak dibatasi jumlahnya (asalkan memang saldo Anda mencukupi). Hanya saja, karena dana tunai yang dimiliki bank biasanya “terbatas”, maka Anda biasanya harus memberi tahu dulu (biasanya sehari sebelumnya) bila hendak menarik dalam jumlah sangat besar. Ini supaya bank bisa menyediakan dulu uang tunainya.

MACAM-MACAM PRODUK KREDIT

Jadi pembaca, selain bisa MENYIMPAN uang di bank, Anda juga bisa MEMINJAM uang di bank. Karena itu, tidak ada salahnya bila Anda berkenalan lebih dulu dengan produk-produk pinjaman (kredit) di bank. Siapa tahu Anda kelak memang perlu meminjam uang dari bank sehingga tulisan ini mungkin bisa menambah pengetahuan Anda mengenai hal itu.

Motif meminjam uang di masyarakat berbeda-beda. Ada orang yang meminjam untuk modal membuka usaha. Ada juga orang yang meminjam untuk renovasi rumah, beli mobil baru, beli komputer dan lain sebagainya. Perbedaan motif inilah yang lalu membuat bank kemudian mencipta-kan berbagai macam produk pinjaman. Masing-masing produk dibuat untuk memenuhi tujuan yang berbeda. Pada dasarnya, ada tiga macam produk kredit. Yakni:

1. Kredit Usaha
2. Kredit Konsumsi
3. Kredit Serba Guna

Kredit Usaha adalah kredit yang digunakan untuk membiayai perputaran usaha atau bisnis sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang produktif, seperti usaha perdagangan, usaha industri rumah tangga, usaha jasa konsultasi, dan lain­lain. Bila Anda memiliki usaha yang prospeknya kelihatan cukup cerah, Anda bisa datang kepada bank dan mengajukan permohonan untuk bisa mendapatkan pinjaman dana untuk usaha Anda.

Sedangkan Kredit Konsumsi adalah kredit yang digunakan untuk membeli sesuatu yang sifatnya konsumtif, seperti membeli rumah atau kendaraan pribadi. Dua kredit konsumsi yang biasanya cukup laris adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan. Tentunya, karena uang itu oleh nasabah akan digunakan untuk tujuan konsumtif, maka risiko bagi bank bahwa nasabahnya tidak mampu membayar pinjamannya akan menjadi lebih besar sehingga pada umumnya suku bunga yang dibebankan kepada nasabah untuk Kredit Konsumsi akan lebih besar ketimbang bunga kredit untuk tujuan usaha.

Selain dua jenis kredit tadi, ada pula Kredit Serba Guna. Seperti tertulis di namanya, Kredit Serba Guna adalah kredit yang bisa digunakan untuk tujuan apa saja, bisa untuk konsumsi maupun untuk usaha. Nah, salah satu produk kredit serba guna yang sering dipasarkan adalah Kredit Tanpa Agunan. Agunan adalah nama lain dari Jaminan. Lo, bukankah meminjam uang dari bank biasanya harus pakai jaminan?

Betul. Pada umumnya, bila Anda ingin mendapatkan kredit, Anda harus menjaminkan salah satu harta yang Anda miliki kepada bank sehingga apabila Anda tidak mampu mengembalikan pinjaman tersebut, bank akan menyita harta yang Anda jaminkan tersebut. Tentunya nilai Barang Jaminan itu harus lebih besar atau minimal harus sama dengan nilai uang yang Anda pinjam. Tapi pada produk Kredit Tanpa Agunan, Anda tidak harus menyerahkan Barang Jaminan kepada bank. Anda hanya disyaratkan untuk memiliki jumlah penghasilan tertentu setiap bulannya dan menyerahkan sejumlah bukti yang bisa menunjukkan bahwa Anda memang betul berpenghasilan sebesar jumlah yang disyaratkan.

Tentu saja, bagi bank bersangkutan, risiko gagal bayar dari nasabah akan menjadi lebih besar lagi karena bank tidak memiliki barang jaminan dari Anda dan bank juga tidak mengawasi akan digunakan untuk apa uang yang mereka pinjamkan kepada Anda itu. Bagaimana? Tertarik untuk mencoba meminjam uang dari bank? Untuk konsumsi maupun untuk usaha, mungkin? Silahkan menuju bank yang Anda percaya untuk informasi lebih lanjut mengenai kredit bank

Loading...
Tinggalkan komentar